TRENDS.CO.ID – Prolonged fasting, atau puasa berkepanjangan, adalah praktik tidak mengonsumsi makanan selama lebih dari 24 jam, sering kali berlangsung antara 2 hingga 21 hari. Metode ini telah menarik perhatian karena potensi manfaat kesehatannya, namun juga menimbulkan pertanyaan mengenai keamanannya. Artikel ini akan membahas manfaat, risiko, dan temuan ilmiah terkait prolonged fasting.
Puasa berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan. Sebuah tinjauan naratif menunjukkan bahwa puasa air yang diperpanjang dapat menghasilkan penurunan berat badan klinis yang signifikan (>5%) dalam beberapa hari atau minggu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa berkepanjangan dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah, yang bermanfaat bagi individu dengan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, puasa dapat memodulasi metabolisme glukosa dan lipid secara positif.
Puasa dapat memicu proses autofagi, di mana sel-sel tubuh membersihkan komponen yang rusak, serta merangsang regenerasi sel induk, yang berpotensi memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Puasa yang berkepanjangan tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral, yang berdampak negatif pada kesehatan.
Beberapa individu melaporkan perubahan suasana hati, sakit kepala, dan kelelahan selama puasa berkepanjangan. Selain itu, puasa dapat memicu pola makan yang tidak teratur pada individu dengan riwayat gangguan makan.
Puasa berkepanjangan dapat menyebabkan asidosis metabolik, insomnia, dan rasa lapar yang intens. Oleh karena itu, penting untuk melakukan puasa di bawah pengawasan medis, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Sebuah studi yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition meninjau beberapa uji coba manusia mengenai puasa air yang diperpanjang. Hasilnya menunjukkan bahwa puasa semacam itu dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah manfaat ini dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa puasa berkepanjangan dapat mempengaruhi homeostasis fisiologis, dengan efek yang bervariasi tergantung pada konteksnya. Meskipun ada potensi manfaat, puasa juga dapat menimbulkan efek samping yang merugikan, sehingga penting untuk mempertimbangkan faktor individu sebelum memulai regimen puasa.
Prolonged fasting menawarkan berbagai manfaat potensial, termasuk penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan metabolik. Namun, praktik ini juga membawa risiko yang signifikan jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan puasa berkepanjangan di bawah pengawasan medis dan mempertimbangkan kondisi kesehatan individu sebelum memulai.