Serangan Udara Israel Tewaskan 492 Orang di Lebanon

Serangan Udara Israel Tewaskan 492 Orang di Lebanon _trends.co.id
sosmed-whatsapp-green
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow

TRENDS.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel pada Senin menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak dan 58 perempuan, menjadikannya serangan paling mematikan sejak perang Israel-Hisbullah tahun 2006. Selain itu, serangan ini melukai 1.645 orang, dengan sejumlah fasilitas kesehatan dan ambulans terkena dampak serangan tersebut.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, menyatakan bahwa rumah sakit di wilayah selatan dan Lembah Bekaa terkena serangan ini. Pemerintah Lebanon telah menutup sekolah dan universitas di sebagian besar wilayah dan mulai mempersiapkan tempat penampungan bagi para pengungsi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui pesan yang direkam, memperingatkan warga sipil Lebanon untuk segera mengungsi. “Segeralah keluar dari zona bahaya sekarang,” ujarnya dilansir dari Apnews.com, Selasa (24/9/2024). Ia menambahkan bahwa warga dapat kembali dengan aman setelah operasi militer selesai.

Sementara itu, Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa operasi udara tersebut berhasil memberikan kerugian besar kepada Hisbullah. Ia juga menegaskan bahwa Israel siap melancarkan invasi darat ke Lebanon jika diperlukan. “Kami tidak mencari perang, tetapi kami harus mengatasi ancaman ini,” ujarnya.

Lebanon mengalami eksodus besar-besaran, terutama dari wilayah selatan, di mana ribuan orang melarikan diri dari Sidon menuju Beirut. Jalan utama menuju ibu kota dipenuhi kendaraan yang berupaya menghindari serangan.

Dalam konteks yang lebih luas, ketegangan antara Israel dan Hisbullah terus meningkat. Hisbullah mengklaim telah menembakkan puluhan roket ke Israel, termasuk menargetkan fasilitas militer dan perusahaan pertahanan Israel. Konflik ini memuncak setelah serangan balik Hisbullah yang dipicu oleh serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hisbullah dan sejumlah pejuang.

Meningkatnya aksi saling serang ini mengkhawatirkan banyak pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyatakan keprihatinannya atas eskalasi kekerasan dan banyaknya korban sipil di Lebanon.

Berita Terkait :