Risiko cacar monyet bisa diminimalisir denga pengetahuan dan tindakan pencegahan yang tepat.
Mpox, atau yang lebih dikenal sebagai cacar monyet, semakin menjadi perhatian dunia kesehatan, terutama di tengah meningkatnya kasus di beberapa negara. Penyakit zoonosis ini disebabkan oleh Monkeypoxvirus (MPXV), yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Menurut Dr. dr. Nadia Permatasari, M. Biomed (AAM), meskipun penyakit ini tergolong langka, ada berbagai cara penularan yang sering kali tidak disadari, akhirnya membuat risiko infeksi semakin tinggi.
“Mpox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika menyerang koloni monyet di laboratorium. Kasus pertama infeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo,” kata dr. Nadia, dalam keterangan persnya Rabu (28/8/2024).
Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi seperti tikus, monyet, atau tupai. Penularan juga dapat terjadi melalui gigitan, cakaran, atau bahan yang terkontaminasi virus.
“Penularan antar manusia sangat jarang terjadi, tapi bisa melalui cairan tubuh atau luka dari penderita. Virus ini juga dapat menular jika seseorang mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi,” jelas dr. Nadia.
Gejala Mpox mirip dengan cacar air namun lebih ringan. Penderita biasanya mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaannya adalah Mpox menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, yang tidak terjadi pada cacar air.
Ruam atau lesi pada kulit muncul dalam 1 hingga 3 hari setelah demam, dimulai dari wajah dan menyebar ke tubuh. Penyakit ini dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, dengan tingkat kematian sekitar 10% di beberapa bagian Afrika.
“Pencegahan utama adalah menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi dan menjaga kebersihan diri. Penting juga untuk memisahkan penderita dari orang lain dan menggunakan alat pelindung diri saat merawat mereka.,” ungkap dr. Nadia.
Saat ini, pengobatan Mpox di Indonesia masih bersifat suportif. Obat antivirus seperti cidofovir atau tecovirimat dapat membantu, tetapi belum ada obat spesifik untuk Mpox.
“Vaksin cacar, seperti Jynneos, juga dapat membantu mencegah Mpox. Namun, ketersediaan vaksin ini masih terbatas di pusat layanan kesehatan publik,” kata Dr. Nadia.
Dengan pengetahuan dan tindakan pencegahan yang tepat, risiko penyebaran Mpox dapat diminimalisir. “Tetap waspada dan lakukan pencegahan yang diperlukan, terutama di daerah yang berisiko,” tutup Dr. Nadia.