
Ada beberapa faktor yang mendorong milenial untuk memilih perjalanan solo, salah satunya adalah kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri. Generasi ini, yang sering merasa terbebani oleh ekspektasi sosial dan profesional, menemukan pelarian dalam bentuk perjalanan. Mereka ingin bebas untuk membuat keputusan sendiri, menjelajahi tempat-tempat baru, dan merasakan kehidupan tanpa adanya tekanan sosial.
“Generasi milenial adalah generasi yang sangat fokus pada pengalaman,” kata Dr. Jennifer Taylor, seorang psikolog yang berspesialisasi dalam kesehatan mental generasi muda, kepada BBC Travel.
“Mereka mencari pengalaman yang autentik dan bermakna, dan perjalanan solo memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi aspek diri mereka yang mungkin tidak mereka temukan dalam lingkungan mereka yang biasa,” kata Jennifer.
Beberapa destinasi menjadi favorit bagi para solo traveler, terutama mereka yang mencari pengalaman spiritual dan kedamaian batin. Bali di Indonesia, Kyoto di Jepang, dan Ubud di Indonesia adalah beberapa destinasi populer yang sering dikunjungi. Di tempat-tempat ini, pelancong solo bisa menemukan keseimbangan antara eksplorasi budaya dan introspeksi diri melalui berbagai aktivitas seperti yoga, meditasi, dan retret spiritual.
Menurut survei yang dilakukan oleh Lonely Planet, 45% solo traveler milenial mengunjungi tempat-tempat dengan budaya yang kuat dan aktivitas spiritual yang beragam. Misalnya, Ubud terkenal dengan retret yoga dan meditasi, yang banyak diminati oleh pelancong yang mencari ketenangan dan transformasi diri.