TRENDS.CO.ID, Jakarta – Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak di Indonesia. Penyakit ini, yang sering disebut sebagai “pembunuh senyap,” dapat dicegah melalui langkah-langkah sederhana namun berdampak besar.
Program Keluarga SIGAP, yang digagas oleh GAVI, Unilever, dan The Power of Nutrition, telah berhasil menunjukkan cara-cara efektif untuk mencegah pneumonia melalui pendekatan terpadu.
Berikut adalah langkah-langkah utama yang telah diterapkan dalam program tersebut dan dapat diadopsi oleh keluarga di seluruh Indonesia untuk melindungi anak-anak dari pneumonia.
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah pneumonia adalah melalui imunisasi. Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV1) melindungi anak-anak dari bakteri penyebab pneumonia. Dalam pilot program Keluarga SIGAP yang dilaksanakan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, cakupan vaksin PCV1 meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 28% menjadi 64%.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, menekankan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit ini. “Pemberian imunisasi sesuai jadwal adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam melindungi anak dari pneumonia dan penyakit lain yang dapat dicegah,” ujarnya.
Penyebaran bakteri dan virus yang menyebabkan pneumonia dapat dicegah melalui praktik kebersihan yang baik, terutama cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada saat-saat penting. Program Keluarga SIGAP berhasil meningkatkan praktik ini dari 50% menjadi 81% di kelompok intervensi.
Menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc, dari Unilever Indonesia, CTPS adalah salah satu pilar utama hidup sehat. “Cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan anak atau menyusui sangat penting untuk mencegah infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia. Melalui program ini, kami memastikan bahwa kebiasaan sederhana ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga,” ungkapnya.
Air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan memberikan kekebalan alami kepada bayi, melindungi mereka dari berbagai infeksi, termasuk pneumonia. Berdasarkan data dari Program Keluarga SIGAP, kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif meningkat dari 90% menjadi 94% di wilayah intervensi.
“ASI mengandung antibodi yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Ini adalah salah satu cara paling alami dan efektif untuk melindungi mereka dari pneumonia,” kata dr. Intan Widayati, MA, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
Paparan asap rokok dan polusi udara meningkatkan risiko pneumonia pada anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk menjaga lingkungan yang bebas asap, terutama di rumah. Meski poin ini tidak secara langsung disebutkan dalam Program Keluarga SIGAP, upaya untuk menciptakan lingkungan sehat menjadi bagian integral dari pencegahan pneumonia.
Peran keluarga, termasuk ayah, dalam menjaga kesehatan anak juga menjadi fokus penting dalam pencegahan pneumonia. Program Keluarga SIGAP berhasil memberdayakan keluarga untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak, termasuk memastikan jadwal imunisasi terpenuhi dan membiasakan hidup bersih.
“Kami menggunakan alat bantu yang kreatif dan interaktif untuk mengedukasi keluarga agar mereka memahami pentingnya pencegahan penyakit seperti pneumonia,” jelas Ardi Prastowo, Ketua Tim Program Keluarga SIGAP.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, pneumonia dapat dicegah. Pemerintah dan mitra program berharap pendekatan ini dapat diadopsi secara luas di Indonesia untuk melindungi lebih banyak anak dari ancaman pneumonia.
“Pneumonia adalah penyakit yang dapat dicegah. Dengan imunisasi, kebiasaan hidup bersih, dan dukungan keluarga, kita bisa melindungi generasi muda Indonesia. Kami optimis bahwa keberhasilan ini bisa diperluas ke seluruh negeri,” tutup drg. Mirah Afifah.
Dengan mengintegrasikan imunisasi, kebersihan, dan edukasi, langkah-langkah ini membuka jalan untuk masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak Indonesia, sekaligus mengurangi angka kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.