
AKBP Nur Ichsan menekankan bahwa tradisi penyucian Tunggul ini akan terus dipertahankan sebagai bagian dari identitas Batalyon C Pelopor Sat Brimob Polda Sulsel. Tradisi ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai juang dan komitmen yang kuat bagi seluruh personel dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Tradisi ini bukan hanya sekadar acara rutin, tetapi juga menjadi momen bagi setiap anggota untuk menghidupkan kembali semangat juang Pelopor yang dikenal dengan istilah Wajracena. Semangat ini penting agar setiap anggota Brimob dapat selalu siap dan tanggap dalam menjalankan tugas sebagai pelindung masyarakat,” ungkap Danyon C Pelopor tersebut.
Di usianya yang ke-65, Danyon C Pelopor berharap agar seluruh personel Batalyon C Pelopor Sat Brimob Polda Sulsel semakin profesional dalam menjalankan tugasnya, serta semakin dekat dan dicintai oleh masyarakat. “Dengan semakin bertambahnya usia, saya berharap kita semua bisa menjadi lebih baik, lebih solid, dan lebih siap menghadapi tantangan ke depan,” tutup AKBP Nur Ichsan.
Tradisi penyucian Tunggul “Tenri Betta” ini menjadi momentum penting bagi Batalyon C Pelopor Sat Brimob Polda Sulsel untuk terus menjaga nama baik satuan dan memberikan yang terbaik dalam pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.