
TRENDS.CO.ID, Bone – Suasana Desa Padaidi, Kecamatan Tellusiattinge, mendadak ramai oleh ribuan warga yang memadati acara Pesta Rakyat, Minggu (17/11/2024). Tradisi yang digelar setahun sekali ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat, terutama setelah berakhirnya panen raya pada September hingga November.
Bukan sekadar hiburan, pesta rakyat ini menjadi ruang silaturahmi yang mempererat hubungan antarwarga desa. Tradisi yang diwariskan secara turun-temurun ini menghadirkan berbagai atraksi budaya seperti Massempe dan Mappere, yang berhasil menghipnotis pengunjung dengan nuansa tradisional dan kearifan lokal.
Di tengah riuhnya acara, salah satu tradisi yang paling mencuri perhatian adalah Massempe. Pertarungan persahabatan ini merupakan seni bela diri khas Bugis yang dilakukan oleh dua pria dengan gerakan penuh semangat, melambangkan keberanian dan kekuatan.
Sementara itu, para gadis desa tampil anggun dengan baju adat Bugis, baju Bodo, saat menaiki ayunan raksasa atau dalam bahasa Bugis Mappere. Ayunan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga dipercaya sebagai simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Acara tersebut juga melibatkan pemangku adat yang memimpin ritual pembacaan doa. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang melimpah dan keberkahan yang terus mengalir.
Suyuti, warga Desa Tajong, Kecamatan Tellusiattinge, tak ingin melewatkan momen langka ini. Ia bersama teman-temannya datang dari pagi untuk menyaksikan pesta yang menurutnya penuh makna dan hiburan.
“Acara seperti ini penting sekali untuk menjaga silaturahmi. Kami bisa bertemu dengan warga dari desa lain sambil menikmati tradisi yang sudah jarang kita lihat,” ujarnya dengan wajah berseri.
Tidak hanya masyarakat Desa Padaidi, warga dari desa tetangga pun ikut hadir memadati lokasi acara. Mereka menyambut hangat pesta rakyat ini sebagai momen bersama yang membawa kebahagiaan di tengah teriknya matahari.
Pesta rakyat ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti Calon Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin (AAP), yang merupakan kandidat nomor urut 3 dengan tagline BerAmal. Dalam kesempatan tersebut, AAP menyampaikan apresiasinya terhadap masyarakat yang tetap menjaga tradisi dan budaya lokal.
Selain itu, hadir pula anggota DPRD Bone, Sulfiana, dari Fraksi Gerindra. Ia turut memberikan dukungan terhadap pelestarian tradisi lokal yang menjadi ciri khas masyarakat Bugis.
Menariknya, pesta rakyat ini terbuka untuk siapa saja, tanpa memandang latar belakang politik atau afiliasi lainnya. Semua calon pemimpin dan masyarakat diterima dengan tangan terbuka, menjadikan acara ini sebagai simbol persatuan dan keberagaman.
“Ini adalah pesta rakyat, jadi siapapun boleh datang termasuk Paslon Calon Bupati dan Wakil Bupati Bone,” ujar Sulfiana yang juga wakil dari dapil V Bone Utara.
Menjelang sore, acara ditutup dengan suasana penuh kehangatan. Warga tampak puas menikmati berbagai hiburan tradisional sambil berbincang akrab satu sama lain. Kebersamaan yang tercipta di Pesta Rakyat Desa Padaidi menjadi bukti bahwa tradisi lokal mampu menyatukan masyarakat di tengah berbagai perbedaan.
Tradisi seperti Massempe dan Mappere tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang terus dijaga oleh masyarakat Bugis. Semangat dan kebahagiaan yang terpancar di pesta ini adalah bukti bahwa budaya lokal tetap relevan dalam kehidupan modern.
Desa Padaidi telah membuktikan bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan, menciptakan harmoni yang indah di tengah masyarakat.