Mengupas Tren Mukbang: Hiburan, Interaksi, dan Kontroversi
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mukbang di Media Sosial: Tren Global
Tren mukbang tidak hanya terbatas di Korea Selatan. Dengan adanya media sosial, mukbang telah menyebar ke berbagai negara dan kultur. Di Amerika Serikat, banyak YouTuber yang mengadopsi format mukbang dengan gaya mereka sendiri.
Ada yang fokus pada makanan fast food, ada pula yang mengedepankan makanan sehat atau gourmet. Variasi ini menunjukkan bagaimana mukbang bisa disesuaikan dengan selera lokal.
Di Asia, tren mukbang juga menginspirasi tren serupa seperti “appetizer challenge” di Jepang dan “food review” di China. Hal ini menunjukkan bahwa mukbang tidak hanya relevan di satu negara, tetapi bisa beradaptasi dengan berbagai kultur dan bahasa.
Dampak dan Kontroversi Mukbang
Meskipun mukbang menawarkan banyak hiburan, tidak lepas dari kontroversi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Dampak Kesehatan: Banyak video mukbang menampilkan konsumsi makanan dalam porsi besar, yang bisa berpotensi menimbulkan kebiasaan makan yang tidak sehat. Dr. William Dietz dari George Washington University memperingatkan bahwa pola makan berlebihan bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti obesitas.
- Penyebaran Pola Makan Buruk: Ada kekhawatiran bahwa mukbang dapat mempengaruhi pola makan penonton, terutama jika mereka terinspirasi untuk meniru pola makan yang tidak sehat. Dr. Jennifer Nezlek dari College of William & Mary mengatakan bahwa melihat mukbang bisa mendorong perilaku makan yang kurang sehat jika penonton merasa terdorong untuk mengikuti pola makan tersebut.
- Eksploitasi: Beberapa kritikus mengkhawatirkan bahwa beberapa kreator mukbang mungkin lebih fokus pada mendapatkan view dan penghasilan dari iklan ketimbang menjaga kesehatan mereka sendiri. Ini bisa menjadi perhatian serius, terutama jika pola makan ekstrem yang ditampilkan mempengaruhi kesehatan jangka panjang para host.
