
Trends.co.id, Jakarta – Apakah kalian pernah mendengar kalau MSG itu berbahaya, bisa bikin sakit kepala, atau bahkan menurunkan kecerdasan anak? Hmm… ternyata sebagian besar anggapan itu hanyalah mitos, lho. Faktanya, penelitian modern justru membuktikan kalau MSG (Monosodium Glutamat) aman, alami, dan punya manfaat jika digunakan dalam jumlah yang wajar. Yuk, kita kulik lebih dalam!
Dalam sesi talkshow Pasar Conference Sasa 2025 di Jakarta, Rabu (24/9/2025) dr. Sonia Wibisono, Medical Doctor, menjelaskan proses pembuatan MSG dari bahan alami. “MSG itu terbuat dari tebu. Prosesnya melalui fermentasi, sama seperti kita membuat tempe, yogurt, atau kecap. Jadi bukan bahan kimia buatan seperti plastik, melainkan berasal dari sumber alami,” ujarnya.
Bayangkan saja, Trendies, tebu difermentasi dengan bantuan mikroorganisme, lalu dikristalkan supaya gampang dipakai. Jadi sebenarnya sama saja seperti proses bikin makanan tradisional yang sehari-hari kita konsumsi.
Komponen utama MSG adalah glutamat, salah satu asam amino penyusun protein. dr. Sonia mengatakan, “Kalau kita makan jamur atau tomat cherry, rasanya gurih. Itu karena adanya glutamat. MSG hanya menambah cita rasa gurih ini dari luar, sehingga masakan jadi lebih nikmat.”
Lebih menarik lagi, dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, menambahkan bahwa glutamat ini bahkan ada secara alami dalam air susu ibu (ASI). “Ketika bayi mengonsumsi ASI, glutamat membantu menekan bakteri jahat dalam usus sekaligus meningkatkan antioksidan,” jelasnya. Jadi, sejak bayi pun tubuh kita sudah akrab dengan glutamat.
Selain manis, asin, asam, dan pahit, lidah kita bisa merasakan rasa kelima: umami. Inilah rasa gurih yang bikin makanan terasa lebih enak. Glutamat adalah kuncinya. Tidak heran kalau MSG menambah kenikmatan pada masakan.
Di Jepang, rasa umami ini sudah lama dimanfaatkan dalam kaldu dashi dari rumput laut kombu dan ikan kering bonito. Jadi kalau Trendies suka ramen yang gurih banget, itu karena kekuatan si umami!
Pertanyaan klasik, nih: aman tidak sih makan MSG? Jawabannya: aman. Orahnisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sudah menegaskan bahwa MSG boleh dikonsumsi dalam jumlah wajar, yakni 30 miligram per kilogram berat badan per hari.
“Segala sesuatu kalau berlebihan pasti tidak baik. Terlalu banyak garam bisa menyebabkan hipertensi, terlalu banyak gula bisa berujung diabetes. Begitu juga dengan MSG, yang penting penggunaannya sesuai takaran,” kata dr. Sonia.
Bahkan, MSG bisa menjadi alternatif pengganti garam karena kandungan natriumnya lebih rendah. Jadi rasa gurih tetap dapat, tapi risiko hipertensi bisa ditekan.
Banyak yang bilang MSG menumpuk di otak dan bikin gangguan saraf. Dr. Rita membantah hal ini. “Glutamat yang kita konsumsi tidak bisa menumpuk di otak dalam jumlah tinggi, karena proses metabolisme sudah berhenti di saluran pencernaan. Tubuh kita sendiri yang memproduksi glutamat di otak untuk mendukung fungsi memori,” tegasnya.
Penelitian di Eropa bahkan sudah mencabut batas konsumsi harian MSG karena terbukti tidak berbahaya. Jadi, jelas ya Trendies, mitos tentang MSG itu tidak berdasar.
Dr. Sonia juga mengingatkan, “Banyak pedagang kaki lima di sekitar sekolah yang masih mengabaikan kebersihan. Kadang ayamnya sudah tidak segar, atau peralatan makannya dicuci seadanya. Hal-hal seperti itu yang lebih berbahaya dibandingkan MSG.”
Artinya, yang perlu kita perhatikan bukanlah MSG-nya, melainkan kebersihan dan kualitas bahan makanan sehari-hari.
Menurut dr. Rita, rasa enak adalah pintu masuk agar gizi bisa diterima tubuh. “Mau tidak teman-teman makan makanan sehat tapi rasanya hambar? Pasti tidak mau. Kita butuh rasa enak untuk mendapatkan zat gizi. Dan MSG bisa membantu di situ,” ujarnya.
Jadi, dengan penggunaan tepat, MSG membantu masakan lebih lezat tanpa harus menambahkan garam berlebihan.
Trendies, sekarang kita tahu bahwa MSG adalah bagian dari zat gizi alami yang berasal dari tebu, diproses lewat fermentasi, dan sudah dikenal tubuh sejak bayi. Bukti ilmiah pun menegaskan kalau MSG aman dalam takaran wajar.
Jangan biarkan mitos membuat kita takut. Yang terpenting adalah pola makan seimbang, bahan makanan segar, dan cara pengolahan yang higienis. Jadi, ayo gunakan MSG dengan bijak dan nikmati makanan sehat sekaligus lezat!