Mengurai Trend Ipsos 2024: Sinergi Teknologi, Tradisi, dan Keberlanjutan di Asia-Pasifik
TRENDS.CO.ID – Di tengah dinamika global yang terus berubah, laporan terbaru Ipsos Global Trends 2024 menyoroti bagaimana teknologi, tradisi, dan keberlanjutan membentuk wajah baru Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Dalam laporan bertajuk “In Search of a New Consensus: From Tension to Intention”, Ipsos menawarkan wawasan mendalam tentang perubahan pola pikir konsumen dan tantangan yang dihadapi brand di era ini.
“Insight dari laporan ini memberikan peta jalan bagi brand yang sedang menghadapi lanskap yang terus berkembang,” ujar Hamish Munro, CEO Ipsos APEC, dalam siaran resmi dilansir dari Antaranews.com, Rabu (18/12/2024).
Tidak sekadar mencatat perubahan, laporan ini juga memberikan arah strategis untuk membantu bisnis tetap relevan dan kompetitif di tengah arus transformasi global.
Tiga tren utama yang diidentifikasi Ipsos mencerminkan kebutuhan untuk menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi, nilai-nilai tradisional, dan keberlanjutan. Tren ini tidak hanya mencerminkan perubahan sosial, tetapi juga membuka peluang besar bagi bisnis untuk berinovasi.
Kemajuan teknologi, terutama artificial intelligence (AI), menjadi sumber optimisme di kawasan Asia-Pasifik. Di Indonesia, 68% responden percaya bahwa AI memiliki dampak positif bagi dunia, melampaui rata-rata global sebesar 57%. Namun, optimisme ini tidak datang tanpa tantangan. “Kekhawatiran tentang privasi data menjadi isu utama,” kata Munro.
Di kawasan ini, 76% konsumen mengungkapkan kekhawatiran terhadap penggunaan data pribadi mereka. Hal ini menandakan bahwa meskipun teknologi menawarkan solusi inovatif, kepercayaan konsumen harus tetap menjadi prioritas utama bagi brand.
Di era modern, nostalgia memegang peranan penting dalam membentuk preferensi konsumen. Di Indonesia, 94% responden menyatakan bahwa tradisi adalah nilai inti masyarakat. Brand lokal telah berhasil memanfaatkan tren ini dengan menggabungkan warisan budaya dengan inovasi kontemporer.
“Menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional bukan berarti menolak modernitas, tetapi menemukan cara untuk menyatukan keduanya,” jelas Andi Sukma, Executive Director Ipsos Indonesia. Strategi ini tidak hanya relevan bagi pasar lokal, tetapi juga menarik bagi konsumen global yang mencari produk dengan cerita dan makna mendalam.
Perubahan iklim menjadi isu yang tidak bisa diabaikan. Di Indonesia, 91% responden mengaku telah aktif berkontribusi dalam upaya perlindungan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak.
Beberapa brand di Indonesia telah mengambil langkah konkret, seperti menggunakan kemasan berkelanjutan dan mendukung target nasional untuk mencapai net-zero emission pada 2060. “Keberlanjutan adalah peluang bagi merek untuk memimpin dengan tujuan yang jelas,” tambah Andi Sukma.
Tren yang diidentifikasi Ipsos mencerminkan persimpangan unik antara teknologi, tradisi, dan keberlanjutan. Untuk memanfaatkan peluang ini, brand perlu mengambil langkah-langkah strategis:
“Indonesia menjadi contoh nyata dari konvergensi tren ini,” kata Munro. Dengan kombinasi adopsi teknologi, penghargaan terhadap tradisi, dan komitmen pada keberlanjutan, Indonesia menunjukkan bagaimana bisnis dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
Ipsos Global Trends 2024 bukan hanya sekadar laporan, tetapi juga panduan berharga untuk membantu brand di Asia-Pasifik menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.