Design Thinking Jadi Senjata Andalan Samsung Siapkan Inovator Muda RI Lewat Solve for Tomorrow 2025

Istimewa
sosmed-whatsapp-green
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow

TRENDS.CO.ID – Di tengah gelombang disrupsi teknologi dan tuntutan masa depan yang serba cepat, Samsung kembali menjawab tantangan zaman lewat program Solve for Tomorrow (SFT) 2025. Namun tahun ini, lebih dari sekadar kompetisi, SFT tampil sebagai laboratorium ide yang serius menanamkan metode Design Thinking sebagai fondasi berpikir generasi muda inovatif di Indonesia.

Sebanyak 2.274 peserta dari jenjang SMA/SMK/MA hingga mahasiswa D3/D4/S1 dinyatakan lolos ke tahap penyisihan dari total 2.603 pendaftar. Mereka tergabung dalam 647 tim dari berbagai penjuru Nusantara dan akan dibekali keterampilan berpikir kritis dan empati melalui serangkaian Design Thinking Workshop selama satu bulan ke depan.

Menurut Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, pendekatan Design Thinking bukan sekadar metode, melainkan cara pandang baru bagi anak muda dalam menyelesaikan masalah secara manusiawi dan berkelanjutan.

“Lewat Solve for Tomorrow, kami tidak hanya mencari ide-ide keren, tapi juga membentuk pola pikir inovatif yang relevan dengan dunia nyata. Design Thinking akan menjadi alat penting mereka dalam memahami masalah dari kacamata pengguna, dan merancang solusi yang berdampak nyata,” ujarnya dalam keterangan persnya, Jumat (13/6/2025).

Workshops akan digelar dalam empat sesi, mulai 14 Juni hingga 5 Juli 2025. Di dalamnya, peserta tidak langsung disuruh bikin solusi, tapi diajak masuk ke proses memahami masalah secara mendalam melalui berbagai pendekatan seperti user interview, user observation, dan contextual inquiry. Ini adalah fase pertama dari lima tahapan Design Thinking: empathize, define, ideate, prototype, dan test.

Pendekatan ini diyakini mampu menjembatani gap antara ide di atas kertas dan kebutuhan nyata masyarakat. Bahkan, peserta akan melakukan usability test hingga evaluasi heuristik terhadap prototipe yang mereka rancang.

Salah satu fasilitator workshop, Dr. Rika Santika, pakar pendidikan inovatif dari Universitas Indonesia, menilai bahwa pendekatan ini sangat penting untuk membentuk generasi yang bukan hanya pintar, tapi juga paham kebutuhan sosial.

“Banyak anak muda kita punya ide, tapi belum terbiasa mengeksplorasi masalah secara mendalam. Design Thinking membiasakan mereka mendengar, berefleksi, dan beradaptasi dalam merancang solusi. Inilah kunci SDM unggul masa depan,” jelasnya.

Tahun ini, dua tema besar menjadi fokus SFT 2025:

  • Teknologi Keberlanjutan Lingkungan, yang diikuti oleh 440 tim, mengangkat isu seperti pengolahan limbah, efisiensi energi, dan nilai tambah dari daur ulang.
  • Perubahan Sosial melalui Sport & Tech, yang menarik 207 tim, mendorong penggunaan teknologi dalam inklusi sosial dan pendidikan lewat olahraga.

Kedua tema ini sejalan dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs) dan visi pemerintah Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Samsung juga berkolaborasi dengan International Olympic Committee (IOC) sebagai bentuk dukungan pada inklusi global lewat sport-tech.

Tak hanya untuk unjuk gigi, Solve for Tomorrow juga sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, serta program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Salah satu titik temu utamanya adalah penguatan human capital berbasis sains, teknologi, dan kreativitas.

Staf Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Teknologi Pendidikan, Ir. Moch. Abduh, MS., Ed., Ph.D, menggarisbawahi pentingnya partisipasi semua pihak dalam menyiapkan generasi inovator.

“SDM unggul adalah fondasi ekonomi masa depan. Program seperti SFT menjadi bukti bahwa sektor swasta bisa berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang transformatif,” ungkapnya.

Setelah melewati rangkaian workshop dan finalisasi concept paper pada 5–11 Juli 2025, 40 tim terbaik dari kategori siswa dan mahasiswa akan diumumkan pada 22 Juli 2025. Menariknya, mereka juga berkesempatan menjadi bagian dari 10 Global Ambassadors mewakili Indonesia di panggung dunia.

Solve for Tomorrow 2025 bukan hanya kompetisi inovasi, tapi juga ruang aktualisasi jangka panjang yang menyatukan metode, semangat kolaboratif, dan visi pembangunan bangsa. Di tangan generasi muda ini, masa depan bukan sekadar ditunggu tetapi sedang dirancang sejak sekarang.

Berita Terkait :