
Para old money memilih brand-brand ini karena mereka menghargai kualitas dan craftsmanship daripada sekadar menonjolkan merek. Seperti yang diungkapkan Grace Tahir, “Mereka lebih menyukai brand luxury yang tidak mentereng dan norak-norak. Pilihan mereka mencerminkan keanggunan dan kualitas yang sebenarnya, bukan hanya sekadar logo besar.”
Ada beberapa alasan mengapa “Quiet Luxury” semakin populer di dunia fashion belakangan ini:
Di tengah budaya konsumerisme yang mengarah pada fast fashion, semakin banyak orang yang beralih ke pendekatan fashion yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Mereka mulai menyadari pentingnya berinvestasi pada pakaian berkualitas tinggi yang dapat bertahan lama, daripada terus membeli pakaian dengan harga murah yang hanya bisa dipakai beberapa kali. “Quiet Luxury” menawarkan nilai ini dengan fokus pada kualitas material dan pengerjaan yang baik.
Fashion berkelanjutan menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir. Pakaian yang diproduksi massal sering kali memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai solusinya, banyak brand “Quiet Luxury” yang memproduksi pakaian mereka secara lebih etis, dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan memprioritaskan kesejahteraan pekerja.
Memakai pakaian tanpa logo mencolok atau elemen yang “berteriak” merek tertentu memberikan kesan percaya diri yang understated. Sahabat Trenders mungkin setuju bahwa terkadang, gaya yang paling kuat adalah yang tidak terlalu menonjol. Inilah mengapa tren ini banyak diminati oleh kalangan eksekutif dan mereka yang ingin tampil elegan dengan cara yang tidak berlebihan.