
TRENDS.CO.ID, Jakarta – Alkohol telah menjadi bagian dari banyak budaya di seluruh dunia, sering kali dikonsumsi dalam konteks sosial atau perayaan. Namun, dampak alkohol terhadap kesehatan tidak boleh diabaikan.
Penggunaan alkohol secara berlebihan dapat membawa risiko serius bagi tubuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana alkohol mempengaruhi kesehatan berdasarkan sumber-sumber dari para ahli dan jurnal kesehatan yang diakui.
Alkohol, terutama etanol, adalah bahan kimia yang memengaruhi hampir setiap organ tubuh. Menurut Dr. Sarah Hartz, peneliti kesehatan dari Washington University, konsumsi alkohol mempengaruhi organ seperti otak, hati, jantung, dan pankreas. “Dalam jumlah kecil, alkohol bisa merangsang perasaan rileks, tetapi efeknya bisa berubah menjadi racun jika dikonsumsi secara berlebihan,” ungkap Dr. Hartz dilansir dari Medical News Today.
Salah satu dampak yang paling cepat terlihat adalah efek alkohol pada otak dan sistem saraf pusat. Alkohol memperlambat komunikasi antara sel-sel saraf dan mengganggu fungsi neurotransmitter. Minum dalam jumlah banyak dalam waktu singkat dapat menyebabkan hilangnya kendali motorik, penurunan memori, hingga mabuk alkohol.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh American Journal of Psychiatry, penggunaan alkohol jangka panjang berhubungan dengan risiko gangguan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan demensia. Efek alkohol pada otak tidak hanya menyebabkan penurunan kognitif, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Hati adalah salah satu organ yang paling menderita akibat alkohol, karena hati bertanggung jawab memecah alkohol dalam darah. Konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menyebabkan perlemakan hati, hepatitis alkoholik, hingga sirosis.
Seorang ahli hepatologi, Dr. Scott Friedman dari Mount Sinai School of Medicine, menyatakan “Sirosis hati merupakan stadium lanjut dari kerusakan hati akibat konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. Penyakit ini bisa berujung pada gagal hati dan bahkan kematian.”
Dalam artikel dari World Journal of Gastroenterology, disebutkan bahwa kerusakan hati akibat alkohol umumnya terjadi setelah bertahun-tahun konsumsi berat, tetapi bahkan penggunaan moderat bisa meningkatkan risiko penyakit hati, terutama jika disertai faktor risiko lain seperti obesitas atau diabetes.
Meskipun ada klaim bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah kecil, seperti anggur merah, bisa melindungi jantung, penelitian lebih lanjut mengungkapkan sisi gelapnya. Alkohol meningkatkan tekanan darah dan bisa memperbesar risiko penyakit jantung koroner, stroke, serta aritmia.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh The Lancet, tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang sepenuhnya aman. Bahkan dalam jumlah kecil, alkohol dapat meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular. Penelitian lain dari British Medical Journal menegaskan bahwa orang yang minum alkohol dalam jumlah besar memiliki risiko lebih tinggi mengalami fibrilasi atrium, sejenis gangguan irama jantung.
Alkohol juga merusak sistem pencernaan. Mulai dari mulut, kerongkongan, hingga usus besar, alkohol bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan, meningkatkan risiko inflamasi dan kanker. National Cancer Institute di Amerika Serikat melaporkan bahwa konsumsi alkohol berlebihan telah terbukti berhubungan dengan risiko kanker mulut, kerongkongan, tenggorokan, hati, dan payudara.
Dalam jurnal kesehatan yang diterbitkan oleh American Cancer Society, disebutkan bahwa alkohol merupakan penyebab utama kanker pada lebih dari 5% kasus kanker baru setiap tahunnya. Alkohol juga berkontribusi pada peradangan kronis pada saluran cerna, yang dapat memicu gangguan pencernaan seperti gastritis dan pankreatitis.
Tidak hanya berdampak pada fisik, alkohol juga mempengaruhi kesehatan mental. Menurut Journal of Studies on Alcohol and Drugs, peningkatan konsumsi alkohol berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Alkohol juga sering digunakan sebagai pelarian dari masalah emosional, yang pada akhirnya memperburuk kondisi psikologis.
Seorang psikiater, Dr. Charles O’Brien, dari University of Pennsylvania, mengatakan bahwa “Alkohol adalah depresan sistem saraf pusat. Meskipun awalnya bisa memberikan perasaan euforia, efek jangka panjangnya sering kali membawa rasa cemas dan depresi yang lebih dalam.”
Para ahli kesehatan menyarankan agar orang dewasa sehat yang memilih untuk minum alkohol melakukannya dalam batas moderat. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan batas aman konsumsi alkohol yaitu maksimal satu minuman per hari untuk wanita dan dua minuman per hari untuk pria. Namun, penting dicatat bahwa rekomendasi ini tidak menghilangkan risiko kesehatan yang ada.
Penelitian dari The Global Burden of Disease Study bahkan menunjukkan bahwa tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang benar-benar aman. Setiap asupan alkohol, meskipun sedikit, memiliki potensi untuk meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Dari otak hingga hati, dari jantung hingga sistem pencernaan, alkohol memiliki dampak besar pada hampir semua bagian tubuh. Meskipun konsumsi alkohol dalam jumlah kecil mungkin memberikan beberapa manfaat, risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi berlebihan jauh lebih signifikan.
Penting untuk memahami risiko ini dan melakukan langkah pencegahan, baik dengan mengurangi konsumsi alkohol atau, lebih baik lagi, menghindarinya sama sekali. Untuk Sahabat Trends, menjaga keseimbangan dalam pola hidup sehat adalah kunci utama bagi kesehatan jangka panjang.