Trends.co.id, Jakarta – Beberapa pekan terakhir, cuaca panas ekstrem terasa begitu menyengat di banyak kota. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia. Suhu maksimum mencapai 37,6°C, kondisi yang, menurut BMKG, masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November mendatang.
“Gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima penyinaran matahari yang lebih intens. Akibatnya, cuaca terasa jauh lebih panas di banyak daerah,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Dengan suhu setinggi ini, tubuh manusia bekerja lebih keras untuk menstabilkan panas internalnya. Dan di sinilah risiko dehidrasi meningkat tajam.
Menurut dr. Yhan Batista, SpPD, dari RS Hermina Karawang, dehidrasi adalah dampak paling umum dan berbahaya dari cuaca panas ekstrem. “Suhu yang tinggi dan kelembapan yang rendah dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi,” jelasnya.
Gejala dehidrasi bisa dimulai dari hal-hal ringan seperti rasa haus berlebih, kulit kering, dan pusing, hingga yang lebih berat seperti penurunan kesadaran dan gangguan fungsi ginjal. Karena itu, dr. Yhan menekankan pentingnya memastikan asupan cairan yang cukup dan berkualitas setiap hari.
Namun, hidrasi bukan hanya soal berapa banyak air yang diminum, tapi juga kualitas air yang masuk ke tubuh.
Kualitas air yang dikonsumsi menjadi hal penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang, terutama di tengah cuaca ekstrem yang mendorong tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Di sinilah Amidis, air minum hasil distilasi, hadir sebagai solusi modern bagi keluarga Indonesia yang mengutamakan kesehatan dan kepraktisan.
“Melalui teknologi multifiltrasi dan distilasi mutakhir, Amidis menjamin setiap tetes air yang dikonsumsi terbebas dari kontaminan kimia, mikroorganisme, dan zat berbahaya lainnya,” tutur Astrid Adelaide Siregar, Head of Marketing Amidis.
Ia menjelaskan bahwa proses distilasi Amidis dilakukan dengan cara memasak air di atas suhu 110°C, kemudian mengubah uap air menjadi kondensat murni. “Hasilnya adalah air dengan kemurnian 0 PPM yang benar-benar bebas kontaminan, sehingga aman untuk dikonsumsi setiap hari,” tambah Astrid.
Di tengah cuaca panas ekstrem seperti sekarang, menjaga hidrasi tidak bisa asal. Astrid mengingatkan agar masyarakat tidak sekadar meminum air dalam jumlah banyak, tetapi juga memastikan air tersebut benar-benar layak dan higienis.
“Amidis hadir sebagai solusi hidrasi andalan dalam segala aktivitas, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kami memiliki galon berkapasitas 15 liter dengan Double Protection Seal dan Smart Lock anti-tumpah, memastikan air tetap higienis dan aman,” jelasnya.
Bagi keluarga besar, tersedia pula galon 19 liter untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan bagi individu aktif dan mobile, Amidis menyediakan ukuran 220 ml, 600 ml, 1500 ml, dan 5 liter, yang bisa dibawa ke mana pun.
“Jadi, ingat jangan telan mentah-mentah, pikir masak-masak, pilihlah air minum yang berkualitas dan aman untuk tubuh,” imbuh Astrid.
Sebagai air minum yang sudah dimasak, Amidis menempatkan keamanan dan kesehatan sebagai prioritas utama. Setiap kemasan diproses dan disegel langsung dari pabrik hingga ke tangan konsumen, tanpa terpapar udara luar yang bisa mengkontaminasi air.
“Amidis adalah air minum yang sudah dimasak, kami selalu memastikan keluarga Indonesia mendapatkan air dengan kualitas terbaik yang membantu menjaga kesehatan secara optimal dalam keseharian yang mudah didapatkan,” ungkap Susilo Gunadi, Commercial Director PT Amidis Tirta Mulia.
Trendies, menghadapi cuaca panas ekstrem bukan berarti harus pasrah. Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan air berkualitas, konsumsi buah dan sayur yang tinggi kadar air, hindari aktivitas berat di siang hari, dan kenakan pakaian yang ringan serta menyerap keringat.
Dengan langkah sederhana dan pilihan bijak, tubuh bisa tetap segar dan bugar meski suhu udara sedang tak bersahabat. Ingat, hidrasi yang tepat bukan hanya menyegarkan, tapi juga menyelamatkan.