
TRENDS.CO.ID, BRASIL – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan memperkuat ketahanan kesehatan global dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung pada Senin, 7 Juli 2025 di Brasil.
Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo mengapresiasi kepemimpinan Presiden Brasil, Lula da Silva, yang dinilai berhasil menyoroti isu-isu penting seperti lingkungan dan kesehatan global. Menurutnya, BRICS memiliki potensi besar dalam menghadirkan solusi nyata terhadap berbagai tantangan global.
“Pandemi COVID-19 telah mengingatkan kita bahwa krisis global tidak mengenal batas negara dan hanya bisa diatasi dengan kerja sama global,” ujar Presiden Prabowo. Ia juga menegaskan bahwa tantangan iklim tidak lagi bersifat teoritis, melainkan nyata dan sudah berdampak langsung, termasuk di Indonesia.
Presiden Prabowo memaparkan bahwa kenaikan permukaan air laut di Indonesia mencapai 25 cm setiap hari. Kondisi ini mengancam wilayah pesisir utara Pulau Jawa sepanjang 500 kilometer, yang dihuni oleh sekitar 40 juta jiwa dan memiliki 100.000 hektare lahan pertanian.
“Pemerintah Indonesia berencana membangun tanggul laut raksasa sepanjang 500 kilometer yang diperkirakan akan memakan biaya hingga 100 miliar dolar Amerika dan memerlukan waktu pengerjaan sekitar 20 tahun,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa proyek ini harus segera dimulai demi menyelamatkan kehidupan puluhan juta penduduk.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga mengumumkan bahwa Indonesia akan meluncurkan program energi terbarukan sebesar 100 gigawatt dalam waktu 10 tahun. Ia optimistis target ini bisa dicapai lebih cepat dari tenggat waktu yang ditetapkan. Energi tersebut akan bersumber dari tenaga surya, hidro, panas bumi, dan biofuel.
“Inilah kontribusi nyata Indonesia terhadap penanganan perubahan iklim. Meskipun target global berkisar pada tahun 2060 atau 2070, para ahli kami menilai Indonesia bisa mencapai 100% energi terbarukan hanya dalam satu dekade,” katanya.
Presiden Prabowo juga menyambut baik Deklarasi Kerangka Kerja Pemimpin BRICS tentang Pembiayaan Iklim dan menekankan pentingnya memenuhi komitmen tahunan sebesar 100 miliar dolar AS untuk pembiayaan iklim.
Di sektor kesehatan global, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mendukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia telah dan akan terus memberikan kontribusi sebesar 100 juta dolar AS guna menjembatani kekurangan pendanaan WHO, terutama dalam menghadapi penyakit seperti malaria dan tuberkulosis yang masih menjadi ancaman serius di Indonesia.
“Kami berterima kasih atas peran WHO dalam membantu kami mengatasi tantangan besar di sektor kesehatan,” tutur Presiden Prabowo.
Ia juga mengapresiasi inisiatif pribadi seperti yang dilakukan Bill Gates dan yayasannya dalam mendukung kebutuhan negara berkembang, serta peran dana global yang digagas oleh para pemimpin BRICS.
Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan menyerukan pentingnya solidaritas, ambisi, dan keberanian dalam menghadapi isu-isu perubahan iklim, lingkungan, dan kesehatan. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap bekerja sama dan mendorong BRICS untuk memberikan kontribusi nyata demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian planet.
“Indonesia mendorong BRICS untuk memimpin melalui kontribusi kolektif yang nyata. Mari kita buktikan bahwa BRICS mampu menjadi kekuatan nyata dan efektif bagi rakyat kita dan bagi bumi ini,” pungkasnya.