Bahaya Pola Makan Sedikit-Sedikit tapi Sering (Grazing) bagi Kesehatan

Ilustrasi/Meta AI
sosmed-whatsapp-green
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow

TRENDS.CO.ID – Pola makan “grazing” merujuk pada kebiasaan mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun dengan frekuensi yang tinggi sepanjang hari, mirip dengan cara hewan merumput. Meskipun beberapa orang meyakini bahwa pola makan ini dapat meningkatkan metabolisme dan membantu pengendalian berat badan, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa grazing dapat membawa risiko kesehatan tertentu.

Definisi dan Popularitas Grazing

Grazing adalah pola makan di mana individu mengonsumsi makanan dalam porsi kecil secara terus-menerus sepanjang hari, tanpa mengikuti jadwal makan tradisional seperti sarapan, makan siang, dan makan malam. Pola ini sering dianggap dapat menstabilkan kadar gula darah dan mencegah rasa lapar berlebihan. Namun, tanpa perencanaan yang baik, grazing dapat menyebabkan asupan kalori berlebih dan pilihan makanan yang kurang sehat.

Risiko Kesehatan Terkait Grazing

1. Asupan Kalori Berlebih

Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering dapat menyebabkan individu kehilangan kontrol terhadap total asupan kalori harian. Tanpa pengaturan yang tepat, hal ini dapat berujung pada kelebihan kalori dan peningkatan berat badan.

2. Pilihan Makanan Tidak Sehat

Seringkali, makanan yang dikonsumsi dalam pola grazing adalah camilan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.

3. Gangguan Pola Makan

Pola makan tanpa jadwal yang teratur dapat mengganggu sinyal alami rasa lapar dan kenyang, yang berpotensi menyebabkan gangguan pola makan seperti binge eating atau makan kompulsif.

4. Kesehatan Gigi

Konsumsi makanan secara terus-menerus, terutama yang mengandung gula, dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan penyakit gusi akibat paparan asam yang lebih sering.

Studi Ilmiah tentang Grazing

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa frekuensi makan yang tinggi tidak secara signifikan meningkatkan laju metabolisme atau pembakaran lemak dibandingkan dengan pola makan tradisional. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan dengan frekuensi tinggi dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk makan, yang berpotensi menyebabkan asupan kalori berlebih.

Studi lain dalam Obesity menunjukkan bahwa individu yang menerapkan pola makan grazing cenderung memiliki kontrol yang lebih rendah terhadap nafsu makan dan asupan makanan mereka, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.

Rekomendasi untuk Pola Makan Sehat

Untuk menjaga kesehatan optimal, disarankan untuk:

  • Mengikuti Jadwal Makan Teratur: Sarapan, makan siang, dan makan malam dengan waktu yang konsisten membantu mengatur metabolisme dan kontrol nafsu makan.
  • Memilih Makanan Sehat: Konsumsi makanan kaya serat, protein, vitamin, dan mineral untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
  • Menghindari Camilan Tinggi Gula dan Lemak: Batasi konsumsi makanan olahan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
  • Mendengarkan Sinyal Tubuh: Makanlah saat merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang untuk mencegah asupan kalori berlebih.

Meskipun pola makan grazing mungkin tampak sebagai strategi yang efektif untuk mengendalikan berat badan dan menjaga energi sepanjang hari, bukti ilmiah menunjukkan bahwa kebiasaan ini dapat membawa risiko kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sebelum mengadopsi pola makan tertentu.

Berita Terkait :