
TRENDS.CO.ID, KALIMANTAN TIMUR – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur memberikan dampak positif pada pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah tersebut. Dalam upaya meningkatkan kapasitas pelaku UMKM, Otorita IKN (OIKN) terus melakukan berbagai program pelatihan dan pembinaan.
Menurut Juru Bicara Otorita IKN, Troy Pantouw, jumlah UMKM yang dibina OIKN mengalami peningkatan signifikan. “Pada Juni 2023, tercatat ada 417 UMKM yang mendapat pembinaan. Kemudian pada periode Februari hingga April 2024, jumlah tersebut meningkat menjadi 650 UMKM,” jelasnya, Selasa (17/9/2024).
Sebagian besar UMKM yang dibina OIKN, sekitar 90%, bergerak di sektor kuliner dan tersebar di wilayah-wilayah seperti Sepaku, Bumi Harapan, Bukit Raya, serta Samboja, Kukar, dan Muara Jawa.
OIKN juga mempermudah proses perizinan bagi UMKM, terutama di bidang kuliner, melalui pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Terpadu (SPPLT). “Otorita IKN telah melakukan berbagai intervensi untuk meningkatkan mentalitas dan jiwa kewirausahaan di kalangan pelaku UMKM,” tambah Troy.
Berbagai program pelatihan pun telah dilaksanakan, mulai dari hidroponik, manajemen pemasaran, pembuatan batik, roti, kue, menjahit, hingga literasi keuangan dan business coaching. Salah satu program yang diunggulkan adalah BEDAKAN (Bedah Desain Kemasan), yang membantu UMKM dalam meningkatkan daya tarik produk mereka melalui kurasi desain kemasan.
Selain pelatihan, UMKM juga dilibatkan dalam acara-acara besar seperti perayaan 17 Agustus, di mana 25 UMKM dipilih untuk berpartisipasi. “Program-program seperti ini menunjukkan peran signifikan UMKM terhadap ekonomi lokal,” kata Troy.
OIKN juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Desa, perguruan tinggi, dan sektor swasta, untuk memperkuat program pengembangan UMKM di IKN.
Di sisi lain, salah satu pelaku UMKM binaan OIKN, Sugiman, telah mencuri perhatian melalui inovasi Melon Golden Alisa, varietas melon baru yang dihasilkan dari usahanya di sektor pertanian. “Melon ini adalah inovasi saya sendiri. Animo masyarakat sangat tinggi, bahkan sampai kekurangan produk,” ungkap Sugiman.
Selain sektor kuliner, industri kreatif juga berkembang di IKN. Yanti, seorang pelaku usaha yang bergerak di bisnis baju oleh-oleh khas IKN, menyampaikan harapannya agar produknya, Sepaku T-Shirt, menjadi pilihan favorit wisatawan dan masyarakat lokal.
Dengan dukungan program pelatihan, pendampingan, dan kerja sama lintas sektor, UMKM di IKN diharapkan terus berkembang dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.