
TRENDS.CO.ID – Treners, pernahkah kalian mendengar istilah HPV atau Human Papillomavirus? Virus ini adalah salah satu ancaman kesehatan yang diam-diam mengintai banyak orang. Tidak hanya perempuan, laki-laki pun bisa terinfeksi. Bahkan menurut data, 8 dari 10 orang di dunia pernah terpapar HPV setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Masalahnya, sebagian besar orang tidak menyadarinya. Gejalanya bisa hilang sendiri, tapi dalam banyak kasus justru berkembang menjadi penyakit serius seperti kanker leher rahim, kanker anogenital, hingga kutil kelamin.
Di Indonesia, kondisi ini menjadi darurat kesehatan. Setiap tahun terdapat 36.000 kasus baru kanker leher rahim dan sekitar 21.000 kematian. Angka ini menempatkan kanker leher rahim sebagai kanker terbanyak kedua pada perempuan di tanah air.
Pertanyaannya, bisakah kita mencegahnya? Jawabannya: bisa! Dan salah satu langkah yang kini semakin mendapat perhatian adalah revaksinasi HPV.
HPV adalah virus yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Namun, penularan juga bisa terjadi secara non-seksual, misalnya dari ibu ke bayi saat proses persalinan, atau melalui alat medis yang tidak steril.
Menurut dr. Anshari Saifuddin Hasibuan, Sp.PD, K-AI, HPV terbagi menjadi dua kelompok:
Yang mengejutkan, di Indonesia tipe HPV yang paling banyak ditemukan bukan hanya HPV 16 dan 18 (yang selama ini dikenal sebagai penyebab utama kanker), tetapi juga HPV 52 dan HPV 58. Kedua tipe ini termasuk kategori risiko tinggi, namun tidak dilindungi oleh vaksin generasi lama.
Vaksin HPV sudah lama tersedia dan terbukti efektif mencegah kanker leher rahim. Namun, vaksin generasi lama hanya mencakup sebagian tipe HPV. Inilah alasan mengapa konsep revaksinasi kini digaungkan.
“Yang perlu diwaspadai, tipe HPV yang dominan di Indonesia seperti HPV 52 dan 58 ternyata tidak tercakup dalam vaksin HPV generasi lama. Oleh karena itu, masyarakat dapat melakukan revaksinasi HPV yaitu dengan vaksinasi HPV terbaru yang dapat melindungi dari 9 tipe virus, termasuk tipe 52 dan 58 yang paling sering ditemukan di Indonesia,” jelas dr. Anshari saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (27/8).
Vaksin generasi terbaru, yang dikenal sebagai vaksin nonavalent, melindungi terhadap 9 tipe HPV penyebab kanker maupun kutil. Artinya, perlindungan jadi jauh lebih menyeluruh.
Ketua Satgas Imunisasi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PP PAPDI) Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, menegaskan pentingnya vaksinasi sesuai rekomendasi.
“Kami mendorong masyarakat mengambil langkah untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV sesuai rekomendasi PAPDI. Bagi yang sudah divaksin dengan generasi sebelumnya, revaksinasi HPV dengan vaksin HPV generasi baru dapat dipertimbangkan. Vaksinasi terbaru akan memberikan perlindungan lebih optimal terhadap beberapa jenis HPV penyebab kanker leher rahim seperti HPV tipe 52 dan HPV tipe 58,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Umum PP PAPDI, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH.
“Revaksinasi HPV dengan vaksinasi generasi terbaru merupakan upaya penting yang bisa ditambahkan dalam kalender vaksinasi dewasa. Diskusikan dengan dokter untuk rekomendasi vaksinasi yang memberikan perlindungan lebih luas,” tegasnya.
Sementara itu, pihak industri farmasi juga mendukung. George Stylianou, perwakilan MSD Indonesia, mengatakan,
“Kami berharap, melalui edukasi ini, masyarakat tergugah untuk mengambil langkah proaktif terhadap kesehatan dengan berkonsultasi kepada dokter mengenai vaksinasi, sehingga dapat terlindung dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.”
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2023 dan PAPDI, vaksinasi HPV dapat diberikan:
Bagi yang sudah mendapat vaksin generasi lama, revaksinasi dengan vaksin generasi baru bisa dipertimbangkan setelah berdiskusi dengan dokter.
Treners, penting untuk dipahami bahwa kanker leher rahim tidak muncul tiba-tiba. Prosesnya bisa memakan waktu 10 hingga 20 tahun sejak infeksi HPV pertama kali terjadi. Inilah mengapa pencegahan melalui vaksinasi dan deteksi dini lewat Pap smear atau IVA test sangat penting.
Jika sudah masuk stadium lanjut, pengobatan kanker tidak hanya menguras biaya besar (bahkan menjadi salah satu beban tertinggi BPJS Kesehatan), tapi juga berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarganya.
Pada akhirnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Vaksinasi HPV terutama revaksinasi dengan vaksin generasi terbaru adalah langkah nyata untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman kanker leher rahim dan penyakit terkait HPV lainnya.
Treners, jika kamu belum vaksin, atau pernah vaksin dengan generasi lama, jangan ragu untuk berdiskusi dengan tenaga kesehatan. Ingat, keputusan hari ini bisa menentukan masa depan kesehatanmu.
Karena kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan #YourDecisionMatters.