
Salah satu aplikasi paling menarik dari Metaverse 2.0 adalah dalam bidang pendidikan. Dengan menggunakan teknologi VR dan AR, lembaga pendidikan dapat menawarkan kelas yang lebih interaktif dan imersif. Misalnya, siswa dapat mengikuti pelajaran sejarah sambil “berkunjung” ke lokasi-lokasi bersejarah secara virtual atau melakukan eksperimen ilmiah dalam laboratorium virtual yang meniru lingkungan nyata.
Dr. Jonathan Lee, seorang profesor di Stanford University, menjelaskan dalam The Guardian bahwa teknologi ini memiliki potensi untuk merevolusi cara kita belajar.
“Virtual Reality dan Augmented Reality memungkinkan kita menciptakan lingkungan belajar yang sepenuhnya immersif dan interaktif. Ini membuka kemungkinan baru dalam pendidikan yang tidak bisa dicapai dengan metode tradisional,” ujar Dr. Lee. Dia juga mencatat bahwa siswa yang belajar melalui pengalaman VR menunjukkan pemahaman yang lebih baik dan retensi informasi yang lebih tinggi.
Metaverse 2.0 juga memperkenalkan inovasi besar dalam industri pariwisata. Dengan menggunakan teknologi VR, pengguna dapat menjelajahi destinasi wisata di seluruh dunia tanpa harus melakukan perjalanan fisik. Hal ini tidak hanya memberikan akses ke tempat-tempat yang mungkin sulit dijangkau secara fisik tetapi juga memungkinkan wisatawan untuk merasakan pengalaman lokal secara mendalam.
Dilansir dari Forbes, perusahaan seperti Virtuoso Travels dan Virtual Destinations kini menawarkan tur virtual yang memungkinkan pelanggan merasakan suasana dan budaya tempat-tempat eksotis. “Kami melihat tren yang signifikan dalam permintaan untuk pariwisata virtual. Ini bukan hanya tentang menggantikan perjalanan fisik tetapi juga memperkaya pengalaman wisata dengan informasi dan interaksi yang mendalam,” kata Emily Wong, CEO Virtual Destinations.