Kawan Stroke Indonesia (KASI) Peringati World Stroke Day 2025, “Bangkit, Jangan Pernah Putus Asa!”

Kawan Stroke Indonesia (KASI) peringati World Stroke Day dengan edukasi, pemeriksaan kesehatan, dan berbagai kegiatan seru pada Rabu (29/10), di Kantor Walikota Jakarta Selatan. (Foto: TRENDS.co.id)
sosmed-whatsapp-green
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Trends.co.id, Jakarta – Hari ini, Rabu (29/10/2025), halaman Kantor Walikota Jakarta Selatan dipenuhi semangat dan senyum para penyintas stroke. Mereka datang dari berbagai daerah untuk merayakan World Stroke Day 2025 bersama Kawan Stroke Indonesia (KASI). Tidak hanya berkumpul, mereka ingin menunjukkan bahwa stroke bukan akhir dari segalanya.

“Stroke itu bukan penyakit biasa. Ini penyakit luar biasa yang harus kita tangani dengan kesadaran dan semangat. Kalau terlambat sedikit saja, risikonya bisa jadi kecacatan fisik maupun mental,” ujar Maria Rosa Sinta, Ketua KASI, saat ditemui Trends.co.id di sela kegiatan.

Ia menegaskan bahwa peringatan World Stroke Day selalu menjadi momentum penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa stroke membutuhkan kesigapan dalam penanganan dan kesungguhan dalam pemulihan.

Tahun Ketiga, Perhatian Pemerintah Semakin Besar

Sudah tiga tahun KASI berpartisipasi aktif dalam perayaan Hari Stroke Sedunia. Namun bagi Rosa, tahun ini terasa sangat spesial.

“Pemerintah kini terlihat jauh lebih peduli. Kita difasilitasi dengan sangat baik, diberikan bantuan alat bantu seperti kursi roda, tongkat, hingga akses cek kesehatan gratis,” jelasnya.

Tak tanggung-tanggung, tiga puskesmas dan lima rumah sakit turut mendukung upaya ini lewat layanan kesehatan cuma-cuma. Mulai dari pemeriksaan kesehatan, layanan fisioterapi, hingga akupunktur—semuanya tersedia gratis untuk para peserta.

Adapun kelima rumah sakit yang terlibat yaitu RS Bethsaida, RS Hermina, RECM, Heartology, dan Mayapada. Kehadiran fasilitas kesehatan tersebut menjadi angin segar bagi para penyintas yang sedang berjuang memulihkan kondisi.

300 Peserta Hadiri Acara: Datang dari Bandung hingga Jogja

Walaupun baru digelar sejak 2023, kegiatan tahun ini ramai diikuti sekitar 300 peserta. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia—dari Bandung, Yogyakarta, Bogor, Bekasi, Depok, hingga Tangerang—semuanya bersatu dalam suasana penuh dukungan dan solidaritas.

Namun, angka tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan jumlah penyintas stroke di Indonesia.

“Secara nasional, anggota KASI yang resmi terdaftar baru 6.000 orang. Padahal data menunjukkan ada satu hingga dua juta penyintas stroke di Indonesia. Jadi sebenarnya ini belum ada apa-apanya,” kata Rosa.

Sesi Talkshow dalam peringatan World Stroke Day oleh KASI dihadiri dr Jajang Sinardja Sp.JP (K) dari Heartology dan penyintas stroke Harry Pantja. (Foto: TRENDS.co.id)
Sesi Talkshow dalam peringatan World Stroke Day oleh KASI dihadiri dr Jajang Sinardja Sp.JP (K) dari Heartology dan penyintas stroke Harry Pantja. (Foto: TRENDS.co.id)

Jumlah pasien stroke yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi keprihatinan tersendiri bagi Rosa.

“Satu sisi saya senang karena punya banyak teman, tapi di sisi lain saya sedih karena artinya semakin banyak orang yang sakit.”

Support Mental: Kunci Pemulihan Penyintas Stroke

Menurut Rosa, bergabung dengan komunitas seperti KASI dapat mempercepat pemulihan para penyintas stroke.

“Kami saling mengingatkan untuk disiplin minum obat, rajin latihan, rutin kontrol ke rumah sakit, dan yang paling penting, jangan pernah putus asa,” ujarnya penuh penekanan.

Tidak hanya penyintas, keluarga yang selama ini menjadi garda terdepan juga mendapatkan dukungan. KASI memahami bahwa dampak stroke tidak hanya menimpa pasien, tetapi juga dapat mengguncang ekonomi dan dinamika keluarga.

“Ada keluarga yang sampai terpecah karena anggota keluarga sakit. Di sinilah komunitas menjadi tempat untuk saling menguatkan,” tambah Rosa.

Edukasi Hidup Sehat untuk Cegah Stroke

Selain dukungan mental, KASI juga aktif mengedukasi anggotanya untuk menerapkan gaya hidup sehat:

  • menjaga pola makan
  • rutin olahraga sesuai kemampuan
  • kontrol kesehatan berkala
  • menghindari stres dan rokok

Kesadaran sejak dini menjadi penting. Stroke tidak hanya menyerang lansia—semakin banyak usia produktif ikut terdampak.

“Semoga teman-teman semakin tahu bagaimana hidup sehat dan menjaga diri,” tutur Rosa optimis.

Harapan Besar di Hari Stroke Sedunia

Bagi Rosa dan seluruh penyintas yang hadir, World Stroke Day bukan sekadar seremoni. Ini adalah deklarasi bahwa kehidupan pasca-stroke tetap bisa bermakna.

“Ayo bangkit! Kita bisa sehat lagi. Jangan menyerah pada keadaan,” serunya penuh semangat.

Dengan dukungan pemerintah, fasilitas kesehatan, dan solidaritas antarsesama penyintas, langkah KASI hari ini menjadi harapan bagi jutaan penyintas stroke di Indonesia. Semangat yang terpancar dari halaman Kantor Walikota Jakarta Selatan itu menjadi pesan kuat untuk seluruh masyarakat: cegah stroke, kenali gejalanya, dan jangan tunda penanganan.

Karena setiap detik berarti.
Dan setiap hidup layak diperjuangkan untuk kembali bangkit

Berita Terkait :