5 Inovasi Layanan Kesehatan Berbasis AI di Asia Tenggara, Dari Resep Cerdas hingga Telemedicine

Ilustrasi/Gemini
sosmed-whatsapp-green
Trends.co.id Hadir di WhatsApp Channel
Follow

TRENDS.CO.ID – Bayangkan jika kita bisa mendapat resep obat yang lebih tepat, pemeriksaan laboratorium jadi lebih cepat, dan layanan dokter spesialis tersedia bahkan untuk yang tinggal di daerah terpencil. Sekilas mungkin terdengar seperti masa depan, tapi nyatanya, semua ini sudah mulai terwujud berkat kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI) di sektor kesehatan.

Di Asia Tenggara, teknologi berbasis AI kini menjadi salah satu kunci penting untuk mempercepat transformasi layanan kesehatan. IBM, bersama berbagai mitra lokal, terus menghadirkan inovasi yang tidak hanya canggih, tapi juga relevan dengan kebutuhan masing-masing negara.

Dari Indonesia hingga Thailand, kolaborasi lintas sektor ini mulai membawa dampak nyata baik untuk tenaga medis, rumah sakit, hingga pasien di pelosok sekalipun.

1. AI untuk Resep yang Lebih Cerdas – Indonesia

Pernah bayangin dokter dibantu AI saat membuat resep obat? Di Indonesia, hal ini sudah mulai terjadi. Platform bernama DoctorTool menggunakan teknologi watsonx.ai dari IBM untuk membangun sistem rekomendasi resep yang bisa bantu dokter tetap sesuai regulasi nasional dan mengurangi risiko penyalahgunaan asuransi.

Ini sangat penting, mengingat layanan kesehatan di Indonesia tersebar di lebih dari 18.000 pulau. Dengan dukungan AI, sistem kesehatan bisa bekerja lebih rapi, efisien, dan akurat bahkan di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.

2. Rumah Sakit Jadi Lebih Gesit – Thailand

Di Thailand, tepatnya di RS Maharaj Nakorn, Chiang Mai, teknologi AI digunakan untuk mempercepat layanan di rumah sakit. Dengan bantuan watsonx.ai dan watsonx.data, mereka bisa mengotomatisasi banyak proses seperti pemesanan laboratorium, analisa catatan medis, dan rekomendasi perawatan.

Hasilnya? Waktu tunggu pasien berkurang, efisiensi kerja meningkat, dan keputusan klinis bisa diambil lebih cepat. Bagi pasien, ini berarti mereka bisa mendapat perawatan lebih cepat, tanpa harus berlama-lama antre atau menunggu hasil diagnosa.

3. Digitalisasi Industri Farmasi – Indonesia

Selain rumah sakit dan klinik, industri farmasi juga merasakan manfaat AI. Holi Pharma dan ETHICA, bagian dari PYFAGROUP, kini bekerja sama dengan IBM Consulting dan SAP untuk menerapkan sistem ERP berbasis cloud. Teknologi ini membantu mempercepat produksi obat, memantau distribusi dengan lebih baik, dan memastikan pasokan obat penting selalu tersedia.

Jadi, kalau kamu pernah kesulitan mencari obat tertentu, teknologi seperti ini bisa jadi solusi di masa depan agar hal itu tidak terulang.

4. Telemedicine yang Menjangkau Daerah Terpencil

Mau konsultasi dengan dokter spesialis tapi kamu tinggal jauh dari kota besar? Tenang, sekarang ada platform telehealth berbasis AI yang memungkinkan konsultasi jarak jauh dengan dukungan analitik cerdas. Platform ini bisa memprediksi kondisi pasien dan membantu dokter mengambil keputusan berdasarkan data semuanya dilakukan secara online.

Ini sangat membantu masyarakat di wilayah terpencil Asia Tenggara, yang biasanya sulit mendapatkan akses ke layanan spesialis.

5. Deteksi Dini Penyakit – Lebih Cepat, Lebih Akurat

Masih di Thailand, RS Siriraj Piyamaharajkarun kini menggunakan sistem patologi digital berbasis AI untuk mempercepat diagnosis kanker. Teknologi ini tidak hanya mempercepat hasil pemeriksaan, tapi juga meningkatkan akurasi diagnosa yang sangat penting bagi pasien yang menunggu keputusan medis krusial.

Tidak Hanya Soal Teknologi, Tapi Juga Soal Etika dan Kesiapan

Meskipun teknologi AI menawarkan banyak manfaat, ada hal penting yang tidak boleh dilupakan: etika dan perlindungan data. IBM menekankan pentingnya transparansi, keadilan, dan keterlibatan manusia dalam pengambilan keputusan medis. Ini demi memastikan bahwa semua inovasi tetap berpusat pada kebutuhan dan keselamatan pasien.

Selain itu, transformasi digital juga perlu dukungan dari sisi infrastruktur dan SDM. Di beberapa negara Asia Tenggara, masih ada tantangan dalam hal koneksi internet, pelatihan tenaga medis, dan penerimaan terhadap teknologi baru. Maka, investasi di bidang ini harus berjalan beriringan agar perubahan yang terjadi bisa benar-benar menyeluruh.

Menurut Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, kolaborasi yang berbasis etika dan inovasi adalah kunci agar sistem kesehatan di Indonesia dan Asia Tenggara bisa berkembang lebih merata.

“Adopsi AI dalam sektor kesehatan bukan sekadar upgrade teknologi, melainkan bagian dari upaya nyata untuk memperluas akses terhadap layanan yang lebih berkualitas dan merata. Ketika solusi seperti sistem resep cerdas atau telemedicine berbasis AI mulai digunakan secara luas, kita melihat potensi besar untuk membangun sistem kesehatan yang lebih responsif, efisien, dan berpusat pada pasien,” ujar Roy.

Dengan semua perkembangan ini, bisa dibilang bahwa masa depan layanan kesehatan sudah mulai terbentuk hari ini. Teknologi AI tidak lagi hanya sekadar alat bantu, tapi menjadi mitra strategis dalam menciptakan sistem kesehatan yang lebih kuat, adil, dan manusiawi.

Berita Terkait :